Penangkaran Jalak Bali untuk Pelepasliaran ke Alam Bebas
Di Pusat Penangkaran dan Konservasi Begawan Gita di Melinggih Kelod, tim yang berdedikasi merawat sekelompok kecil Jalak Bali yang sangat terancam punah. Burung-burung ini lahir dan dibesarkan di pusat tersebut, dengan tujuan agar suatu hari dapat dilepasliarkan ke alam bebas. Dari penetasan hingga habituasi, para penjaga burung memastikan burung-burung tersebut tumbuh sehat hingga dewasa.

Siklus penangkaran baru dimulai ketika sepasang Jalak Bali bertelur, biasanya satu atau dua kali setahun. Jalak Bali hanya bertelur tiga atau empat butir dengan ukuran kecil, sekitar 1,5 cm, berwarna biru pirus cerah.
Kedua induk bekerja sama mengerami telur hingga menetas, sekitar 14 hari. Anak burung yang menetas belum memiliki bulu dan masih buta, sehingga induk mereka harus menjaga kehangatan dan memberi makan secara terus-menerus.
Di alam liar, induk burung bergantian mencari cacing dan serangga untuk anak-anaknya. Di pusat penangkaran Begawan, penjaga burung menyiapkan makanan khusus setiap beberapa jam untuk memastikan induk dan anak burung mendapatkan nutrisi yang cukup selama masa pengeraman.


Penjaga burung mengawasi perilaku induk dengan cermat. Jika induk tidak merawat anak-anaknya dengan baik, penjaga burung akan merawat anak-anak burung secara manual untuk memastikan pertumbuhan mereka optimal.
Pada usia 10 hari, anak burung diberi ID berupa cincin logam di kaki mereka. Nomor ID dan data keturunan dicatat dalam buku silsilah, dan dilaporkan ke Badan Konservasi Sumber Daya Alam Indonesia. Gelang berwarna juga dipasang untuk membedakan jenis kelamin burung.
Setelah satu bulan, anak burung mulai mengganti bulu mereka dengan bulu dewasa.
Begitu mereka dapat terbang dan makan sendiri, mereka ditempatkan di kandang khusus untuk persiapan pelepasliaran. Induk mereka diberi waktu untuk beristirahat sebelum musim penangkaran berikutnya dimulai.
Jalak Bali mencapai usia dewasa pada satu tahun dan siap bersosialisasi.


Di kandang sosialisasi, burung jantan dan betina dapat bertemu dan memilih pasangan. Jalak Bali bersifat monogami dan memilih pasangan seumur hidup. Selama musim kawin, burung jantan akan menari untuk menarik perhatian betina, dan jika betina tertarik, dia akan merapikan bulu jantan sebagai tanda penerimaan.
Once they are officially a pair, the two birds will be transferred to one of nine breeding enclosures, which are screened off for privacy and to reduce outside disturbances. With any luck, the pair will have their first batch of chicks within a few months.

Because there are so few Bali Starlings in the wild, Begawan only releases pairs that have proven to be productive parents. Half the flock will be kept in the centre for breeding, and half will be released in specially chosen sites.
By the time a pair is selected for release, it’s been a long journey from hatching, and both birds are usually a few years old. The pair will be relocated to a netted enclosure in the release site, for the final step: habituation. Here the Bali Starlings will be fed and cared for by Begawan’s birdkeeper, while adjusting to the environment outside the breeding centre.
Setelah beberapa minggu, penjaga burung membuka pintu kecil untuk membiarkan burung terbang bebas.
Pelepasan ini merupakan momen puncak dari kerja keras tim Begawan. Our birdkeeper may open a flap in the net, to allow the birds to fly freely. If the birds are anxious or unable to find the exit from the enclosure, the birdkeeper places a little food outside to entice the Bali Starlings to come out and explore. The first time the bird takes wing and flies freely in the wild is an exhilarating moment, and the result of many months of labour.
Setelah pelepasan, tim memantau burung setiap hari selama sebulan. Jalak Bali harus menghadapi tantangan alam, termasuk predator dan mencari sumber makanan sendiri. Jika semuanya berjalan lancar, mereka akan menetap di wilayah baru dan mulai bersarang, mengawali siklus kehidupan baru.

More Stories
Lebih Banyak Cerita
Memulihkan Keanekaragaman Hayati di Pertanian Begawan Giri
Begawan’s regenerative farm in Bayad Village is one of the only places in…
Menyelamatkan Jalak Bali yang Terancam Punah Melalui Konservasi
Over more than 24 years, the Foundation has led a pioneering conservation…
Belajar Ilmu Memasak dengan Cara Begawan Guru
Dari Mei hingga September 2024, siswa-siswi di Begawan Guru Learning…
Membangun Pertanian Begawan Giri di Bayad, Bali
Sebagian dari lahan dibentuk menjadi tempat tidur taman berbentuk mandala,…
Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan Bali melalui Pendidikan Progresif
Orang tua, kakek nenek, saudara kandung, dan kerabat datang dengan sepeda…
Mengenal Chef Andrew dari Restoran Begawan Biji
Andrew Fahludza adalah Kepala Chef di Begawan Biji, restoran dengan konsep…