BEGAWAN GIRI
Membangun Pertanian Begawan Giri di Bayad, Bali
Di ujung jalan yang tenang, hanya 20 menit dari Ubud, terdapat salah satu pertanian terindah di Bali.
Sebagian lahan dibentuk menjadi bedeng taman berbentuk mandala, dihiasi bunga-bunga yang dapat dimakan, pohon murbei, dan sorgum. Sebuah lumbung tradisional Bali berdiri kokoh di atas tiang kayu. Rumah unggas yang panjang menghadap kebun jeruk yang berdesir, sementara sawah yang tertata rapi mengarah ke deretan pohon pisang dan kelapa yang melambai.
Begawan Giri dimulai pada tahun 2022 dengan satu petani di lahan seluas 0,42 hektar di Desa Bayad. Begawan, sebuah yayasan yang telah menjalankan inisiatif konservasi dan pendidikan di Bali selama lebih dari 20 tahun, memutuskan untuk mencari solusi atas tantangan pertanian yang dihadapi Bali, seperti degradasi lingkungan, hilangnya lahan, dan rendahnya pendapatan petani.
Begawan meluncurkan inisiatif pertanian regeneratif dengan tujuan mendukung petani lokal dalam beralih ke praktik pertanian bebas bahan kimia. Organisasi ini menyediakan pelatihan dalam praktik regeneratif, bahan seperti benih organik dan pupuk alami, serta model bisnis yang menjamin keuntungan lebih tinggi dari hasil panen petani.
Padi Mansur, padi cokelat warisan yang pernah dibudidayakan di Bali sebelum era monokultur padi hibrida, dipilih untuk ditanam. Benih-benih diperoleh dari petani organik di Tabanan, dan 22 ton kompos digunakan untuk memperkaya tanah sebelum musim tanam pertama.
Dengan menyadari dampak emisi metana dan konsumsi air yang tinggi pada metode sawah konvensional, Begawan memilih sistem penggenangan berselang untuk sawahnya, yang secara signifikan mengurangi penggunaan air dan emisi metana. Dr. Stephen Lansing, seorang antropolog ekologi, mempelajari emisi metana di sawah Begawan dan melaporkan hasilnya di COP28 di Dubai pada 2022.
Pendiri Begawan kemudian menjalin hubungan dengan hotel dan resor di Bali untuk mempromosikan pertanian kecil mereka yang menghasilkan padi utuh alami dengan cita rasa gurih dan bernuansa kacang. Setelah siklus tanam selama empat setengah bulan, Begawan berhasil memanen 966 kilogram padi Mansur pada panen perdananya. Semua hasil panen pertama habis terjual dalam dua bulan, dan semakin banyak petani yang tertarik untuk bergabung.
All the rice from Begawan’s
first harvest was sold in
two months, and more
farmers decided to join.
Pada akhir 2022, Begawan mempekerjakan ahli lingkungan untuk meninjau lahan seluas 0,50 hektar sebagai kebun permakultur. Lahan tersebut dibagi untuk ruang pembibitan dan rumah kompos untuk jerami padi. Bedeng-bedeng kebun dibuat dengan desain melingkar gaya Mandala, dengan air di lingkaran tengah untuk irigasi dan akuakultur.
Pada Agustus 2023, Begawan membangun filter air alami bawah tanah terbesar di Bali. Dengan panjang 20 meter, lebar 2,5 meter, dan kedalaman 1,5 meter, filter ini menggunakan tiga tangki serta sistem tanaman, batu vulkanik, dan kerikil untuk memurnikan air dari partikel besar dan bahan kimia.
Begawan juga berkonsultasi dengan dokter hewan untuk membangun rumah unggas yang luas untuk menampung bebek Pekin dan ayam kampung. Organisasi ini membangun pengering mekanis dan peralatan penggilingan sendiri untuk memproses padi Mansur di fasilitas bebas bahan kimia.
Kini, 10 petani menanam padi Mansur secara alami di lahan seluas tiga hektar, dan lebih banyak petani tertarik untuk bergabung. Petani-petani ini dilatih dalam praktik pertanian regeneratif alami, dengan jaminan harga premium untuk hasil panen mereka, jauh di atas harga pasar. Begawan juga menyediakan pekerjaan bagi penduduk Desa Melinggih Kelod yang membantu pekerjaan di pertanian.
Pertanian Begawan Giri di Bayad kini menjadi model pembelajaran bagi pengunjung dan pelajar dari seluruh dunia.
Wisatawan dan kelompok diundang untuk mengikuti tur harian dan mempelajari solusi yang dikembangkan Begawan serta bagaimana pertanian regeneratif dapat mengubah lahan dan kehidupan.
Untuk informasi lebih lanjut, pemesanan padi, atau kunjungan ke pertanian, hubungi kami di hello@begawan.org.
More Stories
Lebih Banyak Cerita
Temui Ketut, Seorang Petani Bali dari Desa Bayad
I Ketut Rediasa adalah salah satu dari 10 petani yang ikut serta dalam…
Belajar Ilmu Memasak dengan Cara Begawan Guru
Dari Mei hingga September 2024, siswa-siswi di Begawan Guru Learning…
Penangkaran Jalak Bali untuk Pelepasliaran ke Alam Bebas
Di Pusat Penangkaran dan Konservasi Begawan Gita di Melinggih Kelod, tim…
Memulihkan Keanekaragaman Hayati di Pertanian Begawan Giri
Begawan’s regenerative farm in Bayad Village is one of the only places in…
Menyelamatkan Jalak Bali yang Terancam Punah Melalui Konservasi
Over more than 24 years, the Foundation has led a pioneering conservation…
Mempersiapkan Pemimpin Masa Depan Bali melalui Pendidikan Progresif
Orang tua, kakek nenek, saudara kandung, dan kerabat datang dengan sepeda…
Mengenal Chef Andrew dari Restoran Begawan Biji
Andrew Fahludza adalah Kepala Chef di Begawan Biji, restoran dengan konsep…